Powered By Blogger

25 Mei 2009

Kesimpulan, Implikasi dan Saran Serta Tehnik Penulisan Laporan PTK



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belakangan ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK) semakin menjadi trend untuk dilakukan oleh para profesional sebagai upaya pemecahan masalah dan peningkatan mutu di berbagai bidang. Awal mulanya, PTK, ditujukan untuk mencari solusi terhadap masalah sosial (pengangguran, kenakalan remaja, dan lain-lain) yang berkembang di masyarakat pada saat itu. PTK dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap masalah tersebut secara sistematis. Hal kajian ini kemudian dijadikan dasar untuk mengatasi masalah tersebut. Dalam proses pelaksanaan rencana yang telah disusun, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang dipakai sebagai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada tahap pelaksanaan. Hasil dari proses refeksi ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan peryempurnaan rencana tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai.

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, PTK berkembang sebagai suatu penelitian terapan. PTK sangat bermanfaat bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahap-tahap PTK, guru dapat menemukan solusi dari masalah yang timbul di kelasnya sendiri, bukan kelas orang lain, dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif. Selain itu sebagai penelitian terapan, disamping guru melaksanakan tugas utamanya mengajar di kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswanya. Jadi PTK merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda : praktisi dan peneliti.

Ada beberapa alasan mengapa PTK merupakan suatu kebutuhan bagi guru untuk meningkatkan profesional seorang guru :

1. PTK sangat kondusif untuk membuat guru menjadi peka tanggap terhadap dinamika pembelajaran di kelasnya. Dan menjadikan guru lebih reflektif dan kritis terhadap perlakukan yang diterapkan.

2. PTK dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi profesional. Guru tidak lagi sebagai seorang praktis, yang sudah merasa puas terhadap apa yang dikerjakan selama bertahun-tahun tanpa ada upaya perbaikan dan inovasi, namun juga sebagai peneniliti di bidangnya.

3. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan dalam PTK, guru mampu memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang dalam terhadap apa yang terhadap apa yang terjadi di kelasnya. Tindakan yang dilakukan guru semata-mata didasarkan pada masalah aktual dan faktual yang berkembang di kelasnya.

4. Pelaksanaan PTK tidak menggangu tugas pokok seorang guru karena dia tidak perlu meninggalkan kelasnya. PTK merupakan suatu kegiatan penelitian yang terintegrasi dengan pelaksanaan proses pembelajaran.

5. Dengan melaksanakan PTK guru menjadi kreatif karena selalu dituntut untuk melakukan upaya-upaya inovasi sebagai implementasi dan adaptasi berbagai teori dan teknik pembelajaran serta bahan ajar yang dipakainya.

6. Penerapan PTK dalam pendidikan dan pembelajaran memiliki tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran secara berkesinambungan sehingga meningkatan mutu hasil instruksional; mengembangkan keterampilan guru; meningkatkan relevansi; meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru.

Dengan dilaksanakannya PTK, berarti guru juga berkedudukan sebagai peneliti, yang senantiasa bersedia meningkatkan kualitas kemampuan mengajarnya. Upaya peningkatan kualitas tersebut diharapkan dilakukan secara sistematis, realities, dan rasional, yang disertai dengan meneliti semua “ aksinya di depan kelas sehingga gurulah yang tahu persis kekurangan-kekurangan dan kelebihannya. Apabila di dalam pelaksanaan “aksi” nya masih terdapat kekurangan, dia akan bersedia mengadakan perubahan sehingga di dalam kelas yang menjadi tanggungjawabnya tidak terjadi permasahan.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas.


BAB II

PEMBAHASAN MASALAH

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Pada sub bab ini, yang dimaksudkan dengan kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.Tujuan penulisan kesimpulan adalah untuk memberikan kesempatan dan informasi kepada para pembaca guna mengetahui secara cepat tenetang apa hasil akhir ayang diperoleh dari penelitian yang telah digunakan.

Pada bagian kesimpulan ini peneliti dapat menyampaikan ringkasan hasil yang dianggap penting, dengan tidak menggunakan bahsa statistik lagi. Mereka dianjurkan menguraikan hasil analisis data dengan bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca maupun oleh orang-orang yang berkepentingan. Oleh karena itu, beberapa istilah seperti misalnya: nilai signifikan, kesalahan type satu dan kesalahan typedua, ditolak atau diterimanya suatu analisis diganti dengan bahasa yang mudah dipahami sehingga orang lain termasuk para pembaca, sponsor, dan para pengambil keputusan dapat mengerti dan menggunakan secara tepat.

Kesalahan yang sering ditemui adalah peneliti membuat kesimpulan yang lain yang bukan dari hasil analisis data, tetapi memberikan tafsiran mereka menurut gambaran yang telah ada dalampikiran peneliti. Sering ditemui pula terutama pada para peneliti muda, subtansi kesimpulan diisi dengan menyerang pendapat orang lain yang berbeda, dan menguatkan atau mendukung, ketika hasil penelitian mereka sesuai dengan apa yang telah mereka dapatkan.

Hal yang demikaian mestinya dibatasi, dan bila seandainya memang perlu,sebagai contoh misalnya penelitian yang dilakukan adalah penelitian replikasi atau pengulangan pada penelitian yang sudah dilakakan oleh orang lain. Maka uraian atau ulasan yang mengaitkan dengan hasil penelitian replikasi tersebut dapat ditempatkan pada bagian lain, yaitu bagian implikasi yang fungsinya membandingkan antara hasil penelitian yang lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan, diterngkan pada sub bagian berikutnya yaitu bagian implikasi.

B. IMPLIKASI

Dalam subbagian ini peneliti dapat melaporkan suatu analisis yang lebih mendalam yang berkaitan dengan kesimpulan utamanya. Ketika terjadi rangkaian yang perlu mendapatkan penjelasan menngapa sustukesimpulan itu terjadi dan menarik untuk diketahui oleh para pemabaca atau pengguna lainnya seperti semisalnya ketika:

  1. Peneliti ternyata dalam melaksanakan studinya menemui kesenjangan antara tujuan secara teoritis yang berlaku selama ini dengan hasil temuan yang baru saja dilakukan. Pada bagian ini, seoarang peneliti merunut atu mengajukan kembali tahapan-tahapan yang sistimatis sehingga memperoleh hasil temuan.
  2. Penelitimenemukan halyang berharga yang sebelumnya belum perhatian atau terabaikan disebabkan faktor-faktor tertentu. Peneliti dalambab ini dapat memberikan keterangan logis yang dapat mendukung mengapa faktor-faktor tersebut terjadi.
  3. Hasil penelitian ternyata bertentangan dengan hasil penelitian yang telah dilaksanakan terlebih dahulu. Pada kesempatan ini peneliti dapat menganalisisi dimana kemungkinan terjadi perbedaan kondisi atau apa penyebab terjadinya perbedaan tersebut. Peneliti dalam hal ini dapat mengajukan argumentasi baru atau jawaban sementara yang mungkin perlu dikaji lebih lanjut.

Beberapa laporan penelitian, disamping mendiskusikan hal-hal seperti tersebut diatas, pada bagian implikasi juga melaporkan tentang kemungkinan konsekwensi hasil temuan penelitian apabila diterapkan dilapangan. Apa yang perlu dilakukan agar hasil tersebut dapat memberikan kontribusi yang maksimal dalam penggunaan dan mengeliminasi resiko negatifnya.

C. SARAN-SARAN

Saran yang diberikan kepada para pembaca, sebaiknya saran-saran yang betul-betul didasarkan atas hasil temuan dalam studi yang telah dilakukan, dan bukan berupa pendapat atau tinjauan idealis pribadi peneliti. Ditanbah lagi saran yang diajukan hendaknya saran yang konstruktif dengan mengacu kepada terpenuhinya beberapa persyaratan saran yang baik seprti dibawah ini:

  1. Saran sebaiknya diuraiakan secara singkat dengan bahasa yang jelas.
  2. Saran mempunyai sasaran subjek yang jelas yang memeiliki otoritas penerapan misalnya kepela sekolah, guru, atau para penyelenggara pendidikan.
  3. Saran sebaiknya disertai pula dengan tindakan operasional yang memungkinkan dapat dilakukan.
  4. Saran sebiknya disertai pula dengan kriteria indikator keberhasilan, jika saran-saran yang diajurkan tersebut dapat dilakasanakan.
  5. Saran dalam laporan penelitian pada prinsipnya dapat juga berupa himbawan untukmelekukan penelitian sejenis yang menekankan pada pendalaman.


D. TEKNIK PENYUSUNAN LAPORAN PTK

Dalam menulis laporan PTK ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, Berikut in merupakan sistimatis penulisan laporan PTK:

  1. Proposal PTK

Proposal PTK mencakup:

a. Judul Penelitian
Judul penelitian hendaknya menyatakan dengan akurat dan padat permasalahan serta bentuk tindakan yang dilakukan. Formulasinya singkat, jelas, dan sederhana namun secara tersirat telah menampilkan sosok PTK.
Contoh:
Pemberian Tugas Tambahan untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Pokok Bahasan Soal Cerita pada Siswa kelas VI SDN 2 Blorok Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2006/2007

b. Latar Belakang Masalah
Ada dua hal yang perlu ditelaah dalam latar belakang masalah, yakni: kondisi ideal dan realitas dilapangan. Dimulai mengupas hal-hal yang bersifat ideal, lantas muncul permasalahan. Yang perlu diingat: munculnya permasalahan perlu didukung dengan data, pengamatan, teori, dan bila perlu penelitian terdahulu.

c. Permasalahan
Sebelum merumuskan permasalahan, seorang peneliti perlu mengidentifikasi permasalahan. Pada dasarnya masalah berpangkal pada sesuatu yang ideal. Masalah akan muncul jika kita menyadari adanya kesenjangan di lingkungan kita. Priyono (2000) mengatakan bahwa merupakan kesalahan besar menerapkan suatu intervensi tanpa diketahui terlebih dahulu akar permasalahan. Ditambahkan Arikunto (1991) bahwa permasalahan dalam penelitian dibedakan atas tiga yakni deskriptif, komparatif, dan korelatif.
Contoh:
1) Bagaimana penerapan pemberian tugas tambahan untuk meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?"
2) Apakah pemberian tugas tambahan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika pokok bahasan soal cerita?

d. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Pada dasarnya tujuan penelitian merupakan suatu rumusan yang isi pokoknya adalah target yang akan dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian perlu diselaraskan dengan permasalahan.
Manfaat penelitian dibedakan dua hal, yakni teoretis dan praktis. Manfaat teoretis berkaitan dengan penerapan teori sedangkan praktis berkaitan dengan orang, badan, organisasi, dan lembaga.

e. Landasan Teoretis
Ada empat hal yang perlu diungkap dalam landasan teoretis, yakni kajian pustaka, kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
Kajian pustaka memuat konsep yang bersangkutan dengan masalah yang hendak diteliti dan menelaah hasil-hasil penelitian terdahulu.

Kajian teori memuat teori-teori yang mendukung persoalan yang dibahas. Dalam konteks ini, peneliti perlu cerdas dalam menyusun teori-teori yang digunakan. Yang perlu diingat: dalam penyusunan teori-teori, peneliti harus cerdas dalam mengolah bahasa sehingga tidak terkesan comot sana-comot sini tanpa memberikan apresiasi terhadap yang dikutip.

Kerangka berpikir merupakan argumentasi teoretik terhadap permasalahan yang dibahas. Dalam kerangka berpikir terdapat ulasan singkat mengenai asumsi bahwa melalui tindakan tertentu dapat meningkatkan sesuatu, selaras permasalahan penelitian.

Hipotesis tindakan merupakan simpulan dari landasan teoretis dan kerangka berpikir.

Contoh:
Melalui pemberian tugas tambahan, prestasi belajar Matematika siswa kelas VI SDN 1 Magelung tahun pelajaran 2005/2006 dapat meningkat

f. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara yang ditempuh untuk memecahkan permasalahan penelitian. Dalam metode penelitian dibahas: (1) setting penelitian dan karakteristrik subjek penelitian, (2) variable yang diteliti, (3) rencana tindakan, (4) data dan cara pengumpulannya, (5) indikator keberhasilan.

Dalam setting penelitian dan karakteristrik subjek penelitian diungkapkan kelas berapa penelitian dilakukan dan bagaimana karakteristik kelas tersebut, seperti jumlah siswa, komposisi siswa menurut jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, kategori kelas, dan sejenisnya.

Variabel penelitian merupakan gejala yang diamati dan menjadi titik incar/fokus untuk menjawab permasalahan.

Ada beberapa model rencana PTK, yakni model Kurt Lewin, Kemmis & Mc Taggart, John Elliot, dan Hopkins (Nurhalim 2000). Dari beberapa model tersebut, model Kurt Lewin merupakan model yang paling sederhana, yang mencakupi:

1) Perencanaan (planning), yakni persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK, seperti: penyusunan scenario pembelajaran, pembuatan media,

2) Tindakan (acting), yaitu diskripsi tindakan yang akan dilakukan, scenario kerja tindakan perbaikan yang akan dikerjakan, dan prosedur tindakan yang akan diterapkan.

3) Observasi (observing), yaitu kegiatan mengamati dampak atas tindakan yang dilakukan. Kegiatan ini dapatdilakukan dengan cara pengamatan, wawancara, kuesiober atau cara lain yang sesuai dengan data yang dibutuhkan.

4) Refleksi (reflecting), yaitu kegiatan evaluasi tentang perubahan yang terjadi atau hasil yang diperoleh atas data yang terhimpun sebagai bentuk dampak tindakan yang telah dirancang. Berdasarkan langkah ini akan dapat diketahui perubahan yang terjadi dan dilakukan telaah mengapa, bagaimana, dan sejauhmana tindakan yang ditetapkan mampu mencapai perubahan atau mengatasi masalah secara signifikan. Bertolak dari refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan dalam bentuk replanning dapat dilakukan.

g. Dalam PTK, data perlu diuraikan secara jelas. Format dapat bersifat kualitatif, kuantitatif atau kombinasi di antara keduanya. Cara pengumpulan data dapat melalui pengamatan, tes, jurnal harian, dan sejenisnya.Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur keberhasilan kinerja dari tindakan yang dilakukan.
Contoh:
1) Guru terampil mengelola proses belajar-mengajar matematika dengan memberikan tugas tambahan khususnya pokok bahasan soal cerita.

2) Terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga suasana proses belajar-mengajar dapat kondusif.
3) 85% siswa kelas VI SDN 1 Magelung mengalami ketuntasan belajar.

h. Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian disusun dalam bentuk matriks yang menggambarkan urutan kegiatan dari awal hingga akhir.

i. Daftar Pustaka
Daftar pustaka disusun menurut abjad pengarang., tahun terbit. Judul Buku, nama kota, dan nama penerbit.
Contoh:
Sutajaya, Tri Elang. 2004. Menjadi Guru yang Cerdas di Era Kompetitif. Semarang: Panca Agni.

2. Menyusun Laporan Penelitian Tindakan Kelas


Setelah proposal disetujui oleh pihak yang berwenang (kepala sekolah, kepala Cabang Dinas Pendidikan, dan sejenisnya) kemudian peneliti mengadakan treatment sesuai prosedur dalam proposal. Setelah mendapatkan data secara holistic maka kegiatan selanjutnya adalah menyusun laporan PTK.

a. Laporan PTK adalah laporan yang ditulis secara sistematis berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri. Laporan ini ditulis karena merupakan dokumen yang dapat dijadikan acuan, harus diserahkan kepada pihak sponsor, serta dapat diketahui oleh umum, terutama oleh para guru yang barangkali mengalami masalah yang sama dengan yang dilaporkan.

b. Sistematika laporan PTK pada umumnya tidak jauh berbeda dari laporan penelitian formal. Sesuai dengan format Laporan PTK yang terdapat dalam Panduan Direktorat Jenderal Pendidikan, maka Sistematika Laporan PTK dibuat sebagai berikut.

a. Judul
b. Abstrak

c. Bab I : Pendahuluan berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian.

d. Bab II : Landasan Teoretis berisi Kajian Pustaka, Kajian Teori, Kerangka Berpikir, dan Hipotesis Tindakan.

e. Bab III : Metode Penelitian terdiri atas (1) setting penelitian dan karakteristrik subjek penelitian, (2) variable yang diteliti, (3) rencana tindakan, (4) data dan cara pengumpulannya, (5) indikator keberhasilan.

f. Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

g. Bab V : Penutup terdiri atas simpulan dan saran/rekomendasi.

h. Daftar Pustaka


BAB III

PENUTUP

  1. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang dilakukan. Sementara itu, dilaksanakannya PTK di antaranya untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pangajaran yang diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya diharapkan tidak ada lagi permasalahan yang mengganjal di kelas. Dan dapat diketahui bahwa yang dimaksud dengan kesimpulan dalam PTK adalah: pernyataan singkat tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hasil pengetesan hipotesis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, Sedangkan Implikasi adalah: subbagian yang dimana peneliti dapat melaporkan suatu analisis yang lebih mendalam yang berkaitan dengan kesimpulan utamanya.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Bhineka Cipta.

Sukardi.2008. Metodologi Penelitian Pendidikan.Yogyakarta: Bumi Aksara.

Sugiono.2066. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitaif dan R&D. Alfa Beta: Bandung

Suryabrata, Sumadi. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

http://re-searchengines.com/1207trimo1.html

http://massofa.wordpress.com/2008/01/13/analisis-hasil-penelitian-tindakan-kelas-ptk-tindak-lanjut-dan-penulisan-laporan/