Powered By Blogger

28 April 2009

Strategi Pembelajaran

A. PENGERTIAN STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
Belajar menurut ahli yang bernama Gagne (1984) diambil dari buku Strategi Belajar Mengajar oleh Drs. H. Udin. S. Winata Putra, M.A, dkk. Ini adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.[1] Mengajar pada halaman 13 Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memberi pelajaran/ kepandaian, memberikan latihan.
Belajar dan mengajar pada dasarnya adalah persoalan kompleks dalam dunia pendidikan yang memerlukan pengembangan secara terus menerus. Proses belajar mengajar yang melibatkan keberadaan guru dan murid, adalah proses yang dikelilingi begitu banyak masalah. Bagaimana mengajar yang baik, metode apa yang mesti digunakan, bagaimana menciptakan suasana pembelajaran yang mendukung, tujuan pembelajaran seperti apa yang mesti dicapai, dan lain sebagainya adalah pelbagai masalah yang akan ditemui dalam proses tersebut.
Strategi belajar mengajar adalah cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dalam lingkungan pengajaran tertentu, yang meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa (Gerlach dan Ely). Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey). Strategi belajar mengajar terdiri atas semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper). Tiap tingkah laku yang harus dipelajari perlu dipraktekkan. Karena setiap materi dan tujuan pengajaran berbeda satu sama lain, makajenis kegiatan yang harus dipraktekkan oleh siswa memerlukan persyaratan yang berbeda pula.
Menurut Gropper sesuai dengan Ely bahwa perlu adanya kaitan antara strategi belajar mengajar dengan tujuan pengajaran, agar diperoleh langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Ia mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar ialah suatu rencana untuk pencapaian tujuan. Strategi belajar-mengajar terdiri dari metode dan teknik (prosedur) yang akan menjamin siswa betul-betul akan mencapai tujuan, strategi lebih luas daripada metode atau teknik pengajaran.
Metode, adalah cara, yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar) maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai, makin efektif pula pencapaian tujuan (Winamo Surakhmad).
Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif. Maksudnya merupakan pelaksanaan apa yang sesungguhnya terjadi (dilakukan guru) untuk mencapai tujuan. Contoh: Guru A dengan guru B sama-sama menggunakan metode ceramah. Keduanya telah mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan metode ceramah yang efektif, tetapi hasilnya guru A berbeda dengan guru B karena teknik pelaksanaannya yang berbeda. Jadi tiap guru mungakui mempunyai teknik yang berbeda dalam melaksanakan metode yang sama.

URGENSI STRATEGI BELAJAR MENGAJAR

Strategi belajar mengajar sangat penting artinya dalam menyikapi berbagai perubahan di segala aspek terutama bidang pendidikan sejalan dengan tuntutan zaman. Dalam hal ini ada kecenderungan guru lebih mementingkan hal-hal yang bersifat teknis mekanis belaka seperti teknik perumusan tujuan pengajaran, teknik evaluasi. Kecenderungan seperti ini mengabaikan hal-hal yang prinsipil yang merupakan misi dari pendidikan itu sendiri yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan kualitas manusia seutuhnya.
Proses pendidikan cenderung menjadi usaha merekayasa manusia yang mengarah pada domestikasi berbagai perubahan yang terjadi. Secara universal strategi belajar mengajar dikelompokkan berdasarkan komponen yang mendapat tekanan dalam program pengajaran, dikenal tiga macam yaitu strategi belajar mengajar yang berpusat pada guru, peserta didik, dan materi pengajaran.
Selanjutnya bila dilihat dari kegiatan pengolahan materi, strategi belajar mengajar dapat dibedakan dalam dan jenis :
1. Strategi belajar mengajar ekspositori, di mana guru mengolah secara tuntas pesan atau materi sebelum disampaikan di kelas sehingga peserta didik tinggal hanya menerima saja.
2. Strategi belajar mengajar heuristik atau kuriorstik, di mana peserta didik mengolah sendiri pesan atau materi dengan pengarahan dari guru.
Dengan kearifan dalam implementasikan strategi belajar mengajar tersebut, mutu pendidikan yang dicita-citakan akan terwujud demi mencerdaskan manusia sebagai bagian dari komponen bangsa.

KLASIFIKASI STRATEGI BELAJAR-MENGAJAR


Strategi belajar mengajar, dilihat berdasarkan bentuk dan pendekatan, yaitu Expository dan Discovery/Inquiry : “Exposition” (ekspositorik) yang berarti guru hanya memberikan informasi yang berupa teori, generalisasi, hukum atau dalil beserta bukti bukti yang mendukung. Siswa hanya menerima saja informasi yang diberikan oleh guru. Pengajaran telah diolah oleh guru sehingga siap disampaikan kepada siswa, dan siswa diharapkan belajar dari informasi yang diterimanya itu, disebut ekspositorik. Hampir tidak ada unsur discovery (penemuan). Dalam suatu pengajaran, pada umumnya guru menggunakan dua kutub strategi serta metode mengajar yang lebih dari dua macam, bahkan menggunakan metode campuran.
Suatu saat guru dapat menggunakan strategi ekspositorik dengan metode ekspositorik juga. Begitu pula dengan discovery/inquiry. Sehingga suatu ketika ekspositorik - discovery/inquiry dapat berfungsi sebagai strategi belajar-mengajar, tetapi suatu ketika juga berfungsi sebagai metode belajar-mengajar.
Guru dapat memilih metode ceramah, ia hanya akan menyampaikan pesan berturut-turut sampai pada pemecahan masalah/eksperimen bila guru ingin banyak melibatkan siswa secara aktif. Strategi mana yang lebih dominan digunakan oleh guru tampak pada contoh berikut: Pada Taman kanak-kanak, guru menjelaskan kepada anak-anak, aturan untuk menyeberang jalan dengan menggunakan gambar untuk menunjukkan aturan : Berdiri pada jalur penyeberangan, menanti lampu lintas sesuai dengan urutan wama, dan sebagainya.
Dalam contoh tersebut, guru menggunakan strategi ekspositorik. Ia merigemukakan aturan umum dan mengharap anak-anak akan mengikuti/mentaati aturan tersebut.
Dengan menunjukkan sebuah media film yang berjudul “Pengamanan jalan menuju sekolah guru ingin membantu siswa untuk merencanakan jalan yang terbaik dan sekolah ke rumah masing-masing dan menetapkan peraturan untuk perjalanan yang aman dari dan ke sekolah.
Dengan film sebagai media tersebut, akan merupakan strategi ekspositori bila direncanakan untuk menjelaskan kepada siswa tentang apa yang harus mereka perbuat, mereka diharapkan menerima dan melaksanakan informasi/penjelasan tersebut. Akan tetapi strategi itu dapat menjadi discovery atau inquiry bila guru menyuruh anak-anak kecil itu merencanakan sendiri jalan dari rumah masing masing. Strategi ini akan menyebabkan anak berpikir untuk dapat menemukan jalan yang dianggap terbaik bagi dirinya masing-masing. Tugas tersebut memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan pertanyaan sebelum mereka sampai pada penemuan-penemuan yang dianggapnya terbaik. Mungkin mereka perlu mengujicobakan penemuannya, kemungkinan mencari jalan lain kalau dianggap kurang baik.
Contoh sederhana tersebut dapat kita lihat bahwa suatu strategi yang diterapkan guru, tidak selalu mutlak ekspositorik atau discovery. Guru dapat mengkombinasikan berbagai metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


PERANAN METODE DALAM STRATEGI BELAJAR MENGAJAR


Dalam proses belajar mengajar (PBM) peranan metoe dalam strategi belajar mengajar sangat menentukan berhasil atau tidaknya seorang guru menyampaikan pesan kepada siswanya. Memilih metode yang tepat untuk menciptakan suasana proses belajar mengajar yang menarik. Penilaian metode dari segi penerapannya sangat tergantung kepada jumlah siswa yang besar atau kecil.
Berikut ini ada 11 metode yang digunakan (menurut Drs H. Ahmad Sabri, M.Pd. Strategi Belajar mengajar):
1. Metode Ceramah
- Menyampaikan meteri secara lisan
- Yang berperanan adalah guru
- Untuk jumlah siswa yang besar
2. Metode Tanya Jawab
- Komunikasi 2 arah
- Memberi kesempatan bertanya yang belum dipahami
- Tujuan mengulangi pelajaran dan selingan dari metode ceramah
3. Metode Diskusi
- Soal-soal pemecahannya sebaiknya diserukan kepada Siswa
- Membiasakan siswa menghargai pendapat orang lain/ temannya.
4. Metode Tugas dan Resitasi
- Agar siswa lebih rajin dan dapat mengukur kegiatan baik di rumah maupun di sekolah.
5. Metode Kerja Kelompok
- Kekurangan fasilitas didalam kelas misalnya 1 buku dipakai lebih dari 1siswa.
- Kemampuan Siswa bervariasi / berbeda sehingga siswa yang kurang pandai bekerjasama dengan siswa yang pandai.
- Minat Individual berbeda-beda
6. Metode Demonstrasi dan Eksperimen
- Memperlihatkan Proses terjadinya sesuatu.
- Metode eksperimen adalah dilakukan oleh guru dan siswa bersama, contoh senam SKJ.
- Untuk memudahkan berbagai penjelasan.
- Untuk menghindari Verbalisme.
7. Metode Sosiodrama Dan Bermain Peranan.
- Metode Sosiodrama adalah metode mengajar dengan cara bertingkah laku dalam hubungan social, bermain peranan menekankan kenyataan siswa diikut sertakan dalam permainan peranan.
- Apabila ingin menerangkan suatu peristiwa didalamnya menyangkut orang banyak.
8. Metode Problem Solving
- Digunakan untuk mencari pemecahan masalah dan menarik kesimpulan.
Metode ini akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan dari para pengajar.
9. Metode Susun Regu (Team Teaching)
- Menyajikan bahan pelajaran yang dilakukan bersama oleh dua orang atau lebih kepada kelompok pelajar untuk mencapai tujuan pengajaran.
- Setiap anggota dalam satu regu harus memiliki pendapat atau pandangan
- Memberi tugas tiap topik agar masalah bimbingan pada siswa terarah baik.
10. Metode Latihan (Drill)
- Untuk memperoleh ketangkasan/ keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
- Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan latihan tertentu.
- Latihan tidak perlu lama asal sering dilaksanakan.
11. Metode Karyawisata
- Karyawisata disini berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar, juga suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa siswa mengunjungi objek yang akan dipelajari. Metode ini perlu perencanaan yang teliti mengingat bimbingan dan pengawasan di tempat terbuka / di alam bebas.
KESIMPULAN

Dengan memilih dan menerapkan sebelas metode diatas dengan tepat serta tidak lupa mempertimbangkan situasi dan kondisi tempat, dimana sekolah berada. Dapatkah kegiatan belajar mengajar berjalan lancar, aman dan tertib. Pemilihan metode diatas bisa dilakukan satu metode persatuan waktu atau lebih.
Dalam proses belajar mengajar, strategi mengajar sangat diperlukan karena hal ini dapat mempengaruhi hasil output siswa supaya sesuai dengan yang diharapkan. Setiap tempat mempunyai metode yang berbeda-beda, sedangkan penanganannya tidak boleh dipaksakan dalam satu metode saja. Hal ini dikarenakan kemungkinan akan terjadi kesenjangan dari siswa yang diajar.
Demikian makalah singkat ini, besar harapan kami dapat menyempurnakan karya ilmiah ini. Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kebaikan penulis di masa yang akan datang.
[1] Strategi Belajar Mengajar, Drs. H. Udin. S. Winatadipura, M.A, dkk

Tidak ada komentar:

Posting Komentar